Siapa saya?

Foto saya
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Adi Kurniawan, sing bener kie inyong asli wong KEBUMEN kang. Ndisit inyong lahir nang kana, 23 tahun sing mbien. Rama'ne (kang tukul)karo Biyung'e (oom yati)ya juga wong kana, sing gawe gumun maning umaeh sandingan kang. Wis jan, apik temenan yak kang, dadi kon ngapa2 gampil. Ora adoh, ringkes, praktis, nyaman maning. Owwalah penak temen kie rama'ne yah.

Senin, 19 April 2010

Tips Packing Backpack/Carrier


1. Pilih Barang Yang Dapat Berfungsi Ganda
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda , tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. Contoh : Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.

2. Matras
Sebisa mungkin matras disimpan di dalam carrier jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.


3. Kantung Plastik
Selalu siapkan kantung plastik didalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya.
Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang di dalam carrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.

4. Menyimpan Pakaian
Jika anda meragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih

5. Menyimpan Makanan
Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam carrier, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.

6. Menyimpan Korek Api Batangan
Simpan korek api batangan anda didalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
7. Packing Barang/Menyusun Barang di Carrie 
Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat carrier digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

Sewun, IKT AK





Senin, 12 April 2010

PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY (GARUT) - PENIKMAT ALAM AL-IKHLAS


Petulangan kami di akhir tahun 2009 tertuju pada pendakian ke Gunung Cikuray. Gunung yang berketinggian 2818 mdpl ini identik dengan sebuah kerucut raksasa, merupakan salah satu gunung yang terletak di selatan kota Garut Jawa Barat. 24 Desember 2009, Kamis malam tepat pukul 21:30 kami berkumpul di basecamp kami (Rumah Mas Cutek) bersiap-siap berangkat menuju Kota Garut, 10 orang pendaki dari pemuda remaja masjid Al-Ikhlas (Penikmat Alam Al-Ikhlas) mulai mempersiapkan keberangkatan dari Depok menuju kota Garut.

Kami berangkat dengan menggunakan Bus dari Terminal Kampung Rambutan sampai Patrol (Garut) pukul 04:00 subuh. Sampai di Patrol kami langsung berjalan menuju pos pemancar sambil menunggu matahari terbit. Satu jam sudah kita berjalan dari Patrol, karena hari masih gelap dan juga kami belum sholat subuh, kami sepakat untuk istirahat dulu dan akhirnya kami singgah di rumah warga setempat yang kebetulan punya warung. Wah nikmat sekali, disana kami disuguhkan dengan teh hangat, teh murni langsung dari daun teh daerah setempat.

Setelah Sholat subuh, ngeteh dan sarapan indomie kami bersiap-siap untuk melakukan perjalanan kembali. Namun sebelum berjalan kami sempat membeli Ayam warga dulu yang nantinya akan diolah menjadi menu nikmat diatas gunung cikuray. (Ayam-nya juga ikut nanjak, mungkin ini Ayam pertamaX yang berhasil disembeleh di Gn. Cikuray, He5x..). Tepat pukul 06:00 wib kami pamit dengan bapak pemilik rumah melanjutkan perjalan menuju pos pemancar. Kurang lebih 2 jam 30 menit kami berjalan munyusuri perkebunan teh warga, dan akhirnya pukul tepat pukul 08:30 wib kami sampai di pos pemancar atau (Stasiun Relay TV). Pos pemancar ini merupakan sebuah tower yang cukup tinggi (TVRI/Indosiar/RCTI/TPI/METRO TV) yang menjadi acuan kami dalam perjalanan menuju puncak Cikuray.

Selama kurang lebih 45 menit kami beristirahat di pos pemancar, bersih-bersih sambil mengisi perbekalan air, karena selama perjalanan menuju puncak tidak ditemukan sumber air (kecuali air hujan). Jalur awal pendakian kami berupa jalan setapak yang membelah kebun teh, sepanjang jalan kami menemukan keindahan hanparan perkebunan teh dan sayuran milik warga serta, setelah melewati perkebunan warga kami disuguhkan dengan jalan bukit ilalang setelah itu kami menapaki punggungan hingga terus masuk kedalam hutan yang rute jalannya terus menanjak terjal.

Konon katanya, pendakian di Gn. Cikuray masih tergolong ilegal, karena jalur pendakian yang masih termasuk jarang dijamah orang serta belum dijadikan Tanam Nasional oleh Pemda setempat. Hmm.. kalo kata senior-senior pencinta alam kami, untuk mencapai puncak Gn. Cikuray yang tingginya mencapai 2818 meter diatas permukaan laut ini diperlukan waktu tempuh selama 7 sampai 12 jam --ini waktu normalnya gan.. kalo pendakian kami kemarin sepertinya memakan waktu kurang lebih 8 jam. Karena Gn. cikuray ini masih jarang dijamah orang sering kali kami menemukan beberapa percabangan jalan. Waspada dan harus selalu ekstra hati-hati karena petunjuk menuju puncak gunung tidak terdapat dengan jelas. Selama pendakian kami disuguhkan sebuah pemandangan hutan asri dan alami, sering kali kami beristirahat untuk menjaga kondisi dan tenaga, walau pun sering kali beristirahat tetap saja rekan-rekan kami banyak yang drop karena kaki kram, keseleo, kehabisan tenaga, bahkan sampai ada rekan kami yang mengaku seluruh tubuhnya beku kedinginan hingga mengigil pucat setengah idup (He.. he.. he.. maklumlah banyak orang tua yang juga ikut dalam pendakian kami kali ini). 

Perjalanan kami diberi keberkahan dengan turunnya hujan, udara dindin dan sejuk menyelimuti perjalan kami hingga sebagian besar pakaian, sepatu dan tas carriel yang kami kenakan basah kuyup sampai puncak, untungnya pakaian yang ada di tas carriel kami tidak ikut basah juga. Sebelum sampai di puncak kami sempat istirahat dulu di puncak bayangan atau biasa dikenal dengan puncak semu. 

Alhamdulillah, pukul 17:00 wib kami sampai di puncak Gn. Cikuray, Kang Udin dan Mas Agoy beliaulah rekan kami yang sampai di puncak duluan, disusul oleh Mas Cutek dan Erwin, lalu rombongan berikutnya Saya (Adi), Yogi, Mas Maday dan Aa, terakhir Mas Nanang dan Gogon. Bersyukur kami telah sampai semua di puncak Gn. Cikuray. Begitu sampai kami disambut dengan gumpalan kabut putih nan dingin khas gunung ini. Untung saja di puncak tidak ada pendaki lain yang ngecamp disana, jadi kami bisa mendirikan tenda dengan leluasa. Dari puncak Gn. Cikuray kami melihat jelas kota Garut dan juga disebelah timur tampak terlihat Gn. Satria, dan perkebunan teh Dayeuhmanggung. Menengok ke arah lain terlihat juga Gn. Papandadayan, Gn. Slamet, Gn. Merapi dan pegunungan lainnya yang terhapar menyajikan pemandangan indah nan mempesona.
   
Di puncak Gn. Cikuray yang luasnya kurang lebih sebesar “lapangan sepak bola”, Yogi dan Gogon mendirikan tenda untuk tempat kami beristirahat. Oh ya.. di puncak Gn. Cikuray juga terdapat pos/shelter berukuran 2,5 x 2,5 m, kalo gak salah, shelter permanen tanpa pintu ini dulu digunakan juga sebagai pemancar --menurut data di internet. Namun kini shelter tersebut sudah tidak difungsikan lagi. Hmm.. bagi kami cukuplah untuk mendirikan 1 tenda didalam pos. 
 
Cihuy.. waktunya bakar-bakar dan masak dan menghangatkan diri, sayangnya suasana ini tidak seindah yang kami harapkan karena satu rekan kami Mas Maday Day drop berat, karena ketika hujan turun tadi tubuh dia beku kedinginan dan hampir pingsan.

Matahari mulai menampakan diri, kami segera menjemur pakaian yang basah karena hujan di perjalanan kemarin. Juru masak kita Mas Cutek dan Kang Udin terlihat sibuk mengolah sarapan untuk kita makan. Menu sarapan Ayam Godog ala Kang Udin dan Indomie mengundang selera nafsu makan kami, ditambah lagi dengan hangatnya Teh dan Kopi Susu. Hmm.. mantabs gan, rasanya nikmat-- tenaga pulih kembali. Selama kurang lebih 16 jam kami berada di puncak Gn. Cikuray, kami siap untuk turun, tepat pukul 09:00 wib (26/12/2009) kami lekas turun gunung.
 
Ada pertemuan ada perpisahan, untuk episode kali ini (Gn. Cikuray) cukup sampai disini. Kami berharap ada hikmah yang dapat diambil, setelah kita menikmati alam tentunya kita harus mencintai alam, alam harus dijaga dan dipelihara. Sampai jumpa di episode selanjutnya. Thank god, thank you my friends, and thanks shopkeeper father

Anggota Tim: Kang Udin, Mas Agoy, Aa Nugraha, Mas Maday, Mas Cutek, Mas Nanang, Erwin, Gogon, Yogi dan Adi  
-- Salam Rimba; Penikmat Alam Al-Ikhlas.

Berikut dokumentasi kami ketika berada di Gn. Cikuray;




Ini dia videonya..
http://www.youtube.com/watch?v=Li-j11Fislw

Sewun, IKT AK